Profil Desa Purwosari
Ketahui informasi secara rinci Desa Purwosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Purwosari di Kecamatan Salaman, Magelang, merupakan desa agraris dengan potensi wisata alam Watu Tumpeng yang unik. Desa ini menjadi pusat peternakan kambing dan domba, serta tengah merintis pengembangan agrowisata berbasis komunitas yang edukatif.
-
Potensi Wisata Watu Tumpeng
Purwosari memiliki ikon alam berupa formasi batu berbentuk kerucut (tumpeng) yang menjadi daya tarik utama dan sedang dikembangkan sebagai destinasi agro-eduturisme.
-
Pusat Peternakan Rakyat
Sektor ekonomi utama desa bertumpu pada peternakan kambing dan domba, menjadikan Purwosari sebagai salah satu pemasok ternak penting di wilayah perbatasan Magelang dan Purworejo.
-
Lokasi Strategis di Perbatasan
Berada di perbatasan selatan Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Purworejo, Purwosari memiliki posisi strategis untuk interaksi ekonomi dan pengembangan wilayah antar-kabupaten.
Desa Purwosari terhampar di perbatasan selatan Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, sebuah wilayah yang memadukan ketenangan lanskap agraris dengan potensi wisata alam yang mulai menggeliat. Identitas desa ini terbentuk dari dua pilar utama: kekuatan ekonomi di sektor peternakan rakyat dan pesona geologis unik dari Watu Tumpeng. Purwosari kini berada di persimpangan jalan, bertransformasi dari desa agraris tradisional menjadi sebuah destinasi rintisan yang menjanjikan pengalaman agro-eduturisme.Berbeda dengan desa-desa lain yang telah memiliki ikon wisata mapan, Purwosari menawarkan kisah tentang potensi yang sedang digali dan dikembangkan. Semangat komunitas, didukung oleh berbagai pihak, menjadi motor penggerak utama dalam upaya memperkenalkan Watu Tumpeng ke khalayak yang lebih luas. Dengan makna nama "permulaan yang indah", Purwosari seolah sedang menapaki babak baru dalam sejarahnya, menjadikan peternakan dan pariwisata sebagai fondasi untuk masa depan yang sejahtera.
Geografi dan Posisi Strategis di Perbatasan
Desa Purwosari menempati lokasi geografis yang penting di ujung selatan Kecamatan Salaman. Wilayahnya menjadi salah satu beranda terdepan Kabupaten Magelang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Salaman dalam Angka 2024", luas wilayah Desa Purwosari adalah 2,02 kilometer persegi.Wilayah administratif desa terbagi menjadi 6 Dusun dan 11 Rukun Warga (RW). Adapun batas-batas wilayahnya secara rinci adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Desa Kalirejo
Sebelah Timur: Desa Kalisalak
Sebelah Selatan: Dibatasi oleh Sungai Tangsi yang menjadi batas alam dengan Kabupaten Purworejo
Sebelah Barat: Kabupaten Purworejo
Posisi di perbatasan ini memberikan karakter yang dinamis pada Purwosari, baik dari sisi interaksi sosial-ekonomi dengan masyarakat di kabupaten tetangga maupun dalam perannya sebagai salah satu gerbang masuk ke wilayah Magelang dari arah selatan.
Potensi Tersembunyi: Pesona Alam Watu Tumpeng
Aset paling berharga dan ikon potensial Desa Purwosari adalah Watu Tumpeng. Situs geologis ini merupakan sebuah formasi batuan besar yang menjulang dengan bentuk unik menyerupai tumpeng (nasi kerucut tradisional Jawa). Keberadaannya di tengah perbukitan yang asri memberikan pemandangan yang eksotis dan instagramable.Saat ini, Watu Tumpeng masih dalam tahap pengembangan awal sebagai destinasi wisata. Namun potensinya telah diakui secara luas oleh pemerintah desa, masyarakat lokal dan kalangan akademisi melalui program-program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Rencana pengembangan mengarah pada konsep agro-eduturisme. Konsep ini bertujuan untuk mengintegrasikan keindahan alam Watu Tumpeng dengan aktivitas pertanian dan peternakan warga. Pengunjung tidak hanya diajak menikmati pemandangan dari gardu pandang, tetapi juga diedukasi mengenai sistem peternakan lokal, jenis-jenis tanaman, dan kearifan ekologis masyarakat setempat. Pengembangan ini dilakukan secara bertahap dan berbasis komunitas untuk memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh warga.
Perekonomian Berbasis Peternakan Rakyat
Tulang punggung utama perekonomian Desa Purwosari adalah sektor peternakan, khususnya budidaya kambing dan domba. Hampir setiap keluarga di Purwosari memiliki ternak sebagai sumber pendapatan utama maupun tabungan. Padang rumput dan pakan hijauan yang melimpah di area perbukitan sangat mendukung berkembangnya sektor ini. Desa Purwosari pun dikenal sebagai salah satu pemasok ternak potong yang andal untuk memenuhi kebutuhan pasar di Salaman dan sekitarnya, termasuk untuk perayaan Idul Adha.Selain menjual ternak hidup, sebagian warga mulai mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis hasil ternak. Munculnya industri rumahan yang mengolah daging menjadi produk bernilai tambah seperti abon dan dendeng menjadi bukti adanya inovasi dan semangat kewirausahaan di tingkat lokal. Inisiatif ini membantu meningkatkan pendapatan peternak dan menciptakan diversifikasi ekonomi di desa. Di samping peternakan, sektor pertanian tanaman pangan seperti padi di lahan-lahan yang lebih landai juga tetap menjadi bagian penting dari ketahanan pangan desa.
Demografi dan Kehidupan Komunal
Berdasarkan data kependudukan BPS per tahun 2023, Desa Purwosari dihuni oleh 3.745 jiwa, yang terdiri dari 1.899 laki-laki dan 1.846 perempuan. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk desa ini berada di angka 1.854 jiwa per kilometer persegi. Karakter masyarakat Purwosari sangat lekat dengan budaya agraris-peternak yang ulet, sabar, dan komunal. Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi modal sosial yang kuat, terutama dalam menghadapi tantangan bersama dan dalam merintis proyek-proyek pengembangan desa seperti wisata Watu Tumpeng.Kelompok-kelompok ternak menjadi wadah penting bagi para peternak untuk saling bertukar informasi, belajar teknik pemeliharaan yang baik, dan memperkuat jaringan pemasaran. Kehidupan komunal yang solid inilah yang menjadi fondasi bagi Purwosari dalam setiap langkah pembangunannya. Prospek ke depan bagi Desa Purwosari sangat cerah. Dengan pengelolaan yang tepat, sinergi antara pesona alam Watu Tumpeng dan kekuatan sektor peternakan dapat menciptakan sebuah model desa wisata yang unik dan berkelanjutan.
